Dongeng Day 2

Rabu, April 25, 2018

Hari kedua mendongeng untuk Valya saya mendongeng tentang kehidupan di bawah lain. Saat menggunakan media karpet lantai bergambar hewan-hewan laut seperti ubur-ubur, penyu, ikan badut, lumba-lumba, kelomang dll.

Saya bercerita tentang hewan laut yang sibuk mencari sarapan di pagi hari. Kemudian mereka beramai-ramai pergi ke sekolah. Saya menirukan gerakan dan suara hewan laut agar dongeng lebih hidup. Valya tertawa-tawa melihat ekspresi saya. Sayangnya, belum selesai saya bercerita, datanglah ayah dari luar kota. Akhirnya dongeng pun terpending sementara. Besok dilanjutkan lagi insyaAllah

#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#level10

Dongeng Day 1

Sabtu, April 21, 2018

Hari pertama mendongeng untuk Valya, saya bacakan dongeng Ras Ras yang Rakus. Buku tersebut bercerita tentang gajah kecil yang sangat suka makan. Saking sukanya makan sampai-sampai hampir semua makanan mau dihabiskan. Ras-ras sampai tidak bisa menutup mulut karena penuh makanan. Pada akhirnya Ras-ras sadar bahwa bersikap berlebihan tidak baik.

Saat mendongeng, tidak selalu berjalan lancar karena Valya suka menyela dan membuka halaman buku semaunya. Tetapi alhamdulillah Valya suka cerita ini dan malah meminta dibacakan lagi.


#tantangan10hari
#level10
#kuliahbunsayiip
#Grabyourimagination

Resensi Buku Nostalgia Biru

Minggu, April 08, 2018


Judul: Nostalgia Biru
Pengarang: Heru Sang Amurwabhumi dkk (Komunitas One Day One Post Batch 3)
Penerbit: Embrio Publisher
Ketebalan: 176 halaman (14×20cm)
Tahun terbit: 2018
Edisi: Pertama
Editor: Mabruroh Qosim, Dita Dyah

Buku antologi Nostalgia Biru adalah buku yang ditulis oleh para penulis dari komunitas One Day One Post (ODOP) Batch 3. Komunitas ODOP merupakan wadah yang memfasilitasi para penulis baik pemula maupun senior yang ingin konsisten menulis setiap hari. Aktivitas komunitas tersebut selain menulis juga mempelajari ilmu menulis dasar baik fiksi maupun non fiksi secara cuma-cuma.

Buku ini berisi dua belas cerita yang sebagian besar bertema reuni dan beberapa yang lain bertema cinta. Ada juga cerpen dengan tema isu sosial dan religi. Pemilihan judul "Nostalgia Biru" agaknya merujuk kepada tema reuni yang kental dalam buku ini. Karena reuni dan nostalgia merupakan hal yang tak terpisahkan. Seringkali nostalgia menghadirkan kesan haru yang biru. Kesan dari judul tersebut benar-benar terbukti dalam cerpen-cerpen yang disajikan di buku ini.

Sebagai pembuka, cerpen "Memoar Kubah Langgar" menyuguhkan cerita yang sangat memikat dengan latar belakang sejarah penumpasan G30S PKI. Meski cerita utamanya adalah tentang penumpasan orang-orang yang dianggap terlibat gerakan terlarang tersebut, namun kisah cinta antara Sundari dan Tedjo menjadi bumbu yang membuat emosi teraduk-aduk.

Cerita "Pertemuan-pertemuan di Suatu Malam" mengisahkan fenomena yang masih menjadi problematika utama negeri ini yaitu korupsi yang disajikan dengan analogi yang apik.

Dalam cerita ketiga "Hikmah" kita diajak menemukan hikmah dari kejadian yang kerap kita temui sehari-hari.

Tema reuni mulai kental terasa sejak cerpen keempat dan seterusnya meskipun beberapa memang masih berbumbu cinta. Aneka ragam kisah reuni dipaparkan dengan gaya cerita khas penulisnya. Ada kisah cinta-dendam dalam cerita "Sebuah Pilihan", berkisah tentang Fandi yang terpaksa menyimpan cintanya karena ternyata wanita yang dicintainya adalah anak dari teman ayahnya yang pernah punya konflik di masa lalu.

Ada kekecewaan reuni yang dialami oleh Minah dan Safrudin dalam "Setelah Reuni". Juga bumbu cinta lama belum kelar yang berujung pada kesadaran akan hakikat cinta yang tulus dalam cerpen "Misteri Cinta". Kesadaran yang sama dirasakan oleh Lulu dalam "Cinta Lulu".

Ada yang menarik dalam Reuni Biru karya Hikmah Ali dimana ia mendefinisikan reuni dalam sekup yang lebih sempit yaitu pertemuan antar anggota keluarga, namun kejutan di akhir cerita membuat makna reuni menjadi makin mengaduk emosi.

Kisah reuni yang dituturkan Ane Fariz dalam "Reuni" awalnya terkesan klise namun lagi-lagi ending twist yang tak terduga membuat cerpen tersebut jadi menarik dan menyunggingkan senyum.

Sebagai buku pertama yang ditulis oleh para penulis pemula, buku ini cukup apik memaparkan cerita sesuai gaya khas masing-masing penulisnya. Tema yang diangkat pun merupakan tema yang lekat dengan keseharian masyarakat pada umumnya. Buku ini menjadi semacam refleksi akan kejadian sehari-hari sehingga kita dapat lebih mensyukuri yang kita punya saat ini.

Buku ini menjadi pilihan yang pas untuk Anda yang ingin menghadiri reuni agar dapat memandang peristiwa reuni lebih dari sekadar pertemuan dengan kawan lama. Sebab, setiap reuni memiliki nostalgia dan setiap nostalgia menghadirkan birunya sendiri.
Sayangnya, masih ditemukan kesalahan ejaan dan tanda baca. Juga kesalahan dalam lay out, yaitu dalam cerpen "Misteri Cinta", ada paragraf yang acak-acakan. Meskipun tidak mengurangi esensi cerita namun menyebabkan kurang nyaman dibaca.

Namun, sebagai buku pertama dari para penulis pemula, buku ini layak mendapatkan apresiasi karena kualitas isi tulisan, cetakan dan cover sudah cukup baik.

Akhirnya, sebelum anda datang ke acara reuni, anda wajib membaca buku ini. Selamat bernostalgia!

Pizza ala Mama

Sabtu, April 07, 2018

Punya bahan-bahan kue di dapur enaknya diapain ya. Ada tepung segitiga biru, keju Mozarella, susu, fermipan. Ah akhirnya keidean bikin pizza aja deh.


Anak-anak kebetulan juga suka pizza. Jadilah setelah semua bahan siap, saya ajak Valya ke dapur dan memberinya semangkuk tepung agar Valya pun punya aktivitas.
Singkat cerita, pizza pun jadi setelah proses yang lumayan makan waktu. Karena dia ikut melihat proses pembuatannya, setelah pizza matang ia ikut makan dengan lahap. Alhamdulillah
#tantangan10hari
#level9
#kuliahbunsayiip
#thinkcreative

Gambar Gembira

Sabtu, April 07, 2018

Ah sebenarnya saya malu memposting hal ini untuk kuliah bunda sayang IIP. Judulnya aja think creative, tapi rasanya semua yang saya kerjakan ngga kreatif sama sekali.
Seperti gambar di bawah ini.


Awalnya Valya menemukan boneka jari bentuk tikus di belakang rumah. Eh, tiba-tiba dia nyari boneka serupa. Celakanya saya lupa nyimpennya. Akhirnya saya bujuk Valya agar mau main gambar dan mewarnai saja sebagai gantinya.

Di situ, saya merasa sedih. Soalnya gambar saya benar-benar ngga nyambung. Hasrat hati mau gambar tikus malah disebut kelinci sama Valya. Pun ketika menggambar bentuk lain, disebut dengan nama yang berbeda. Hadeeh! Emang dari dulu paling susah kalau disuruh gambar. Tapi demi si kecil gembira, saya pede aja menggambar untuk sii kecil

Akhirnya, begini deh jadinya. Hihihi, kudu belajar gambar yang lebih oke lagi ini mah :D

#tantangan10hari
#level9
#kuliahbunsayiip
#thinkcreative

Hadiah Lelah

Kamis, April 05, 2018

Minggu kemarin, rumah saya kebanjiran. Alhamdulillah ada ayah di rumah sehingga tugas membersihkan air dan kotoran banjir dihandel olehnya. Pukul tujuh malam waktu itu ketika air mulai surut dan ayah mulai bekerja membersihkan rumah.

Dalam hati kasihan juga melihat suami kerja seperti itu. Tapi dia bersikeras ngga mau dibantuin. Akhirnya saya melipir ke dapur dan keidean untuk membaut kudapan aja. Habis capek ngepel, hujan-hujan, enaknya makan kue yang anget kan?

Ada tape nganggur di kulkas, enaknya diapain ya? Dulu pernah bikin prol tape tapi dasarnya saya ngga terlalu suka masak, jadi resep pun ngga nyangkol. Jadi, saya harus Googling lagi nyari resep buat bikin Prol tape.

Kelar nyari resep, tinggal eksekusi. Bahan-bajan kebetulan ada semua di kulkas. Kali ini anak gadis saya yang ikut heboh membantu. Dia saya beri tugas mengocok telur dan gula. Sementara saya menyiapkan bahan lainnya.

Sebenarnya, harusnya ada olesan kuning telur dan keju/kismis sih tapi karena malas ke toko lagi, akhirnya prol tape dibuat tanpa topping.
Sebagian proses saya serahkan ke gadis saya, saya hanya mengarahkan. Setelah dipanggang selama 50 menit akhirnya matang. Ngga butuh waktu lama untuk menikmati prol tape hangat, karena rasanya yang legit dan gurih langsung memikat seisi rumah. Termasuk si kecil Valya yang biasanya ngga suka makan kue. Alhamdulillah...

#tantangan10hari
#gamelevel9
#kuliahbunsayiip
#thinkcreative


Pinky Bear

Kamis, April 05, 2018


Valya punya satu boneka kesayangan, boneka beruang ukuran kecil berwarna pink. Entah apa yang menarik perhatian Valya, boneka ini jadi idola banget sebelum tidur atau diajak kemana saja, bahkan ketika ikut Mama antar kakak ke sekolah.

Di rumah pun ngga cuma dipeluk sebagai teman tidur, tapi juga diajak main. Sepertinya sih, dia meniru cerita Winnie The Pooh yang ada naratornya itu, loh. Di akhir cerita biasanya sang narator menyanyikan lagu "tidur seperti beruang".

Seperti beberapa hari ini, Valya mendudukkan beruang pinky-nya, menyelimutinya, kemudian membacakannya cerita. Padahal dia baru saja bangun tidur :D. Akhirnya saya iringi aktivitasnya dengan lagu tidur seperti beruang sama dengan yang dinyanyikan narator. Sementara Valya komat-kamit baca buku mendongeng untuk pinky bear.

#tantangan10hari
#level9
#kuliahbunsayiip
#thinkcreative